Anda tahu kan Taman Jurrasic? Sebuah kawasan perawan dalam film Jurrasic Park yang disulap menjadi habitat berbagai jenis dinosaurus itu. Filmnya Om Steven Spielberg itu loh… Nah, buat saya, Kacip adalah Taman Jurrasic itu.
Paling tidak, demikian yang saya rasakan saat pertama menyambangi kawasan di dasar kawah mati Gunung Baluran tersebut. Bumbu cerita dari Kang Swiss bahwa tidak banyak manusia–termasuk staf Taman Nasional Baluran sendiri–yang menjejakkan kaki di tempat itu, sungguh memberi sensasi. Apalagi ditambah iming-iming MacKinnon dkk. yang menyebut tentang kemungkinan adanya beberapa jenis burung aneh di “suatu hutan lembab yang tidak terlalu luas di dalam kawah G. Baluran”. Keterangan dalam kitab SJBK yang merujuk ke Kacip itu membuat saya benar-benar merasa mendatangi alam perawannya Taman Jurrasic!
Tentu saja saat itu saya tidak mengharapkan hadirnya Velociraptor atau T-rex. Hehehe… Perjalanan saya pada 2009 atas undangan si empunya Baluran itu adalah untuk mengungkap keberadaan elang jawa di sana. Silahkan, yang mau menyimak cerita heroik perjuangan Batak, Bintang dan saya saat menyambangi tempat itu, bisa membacanya di sini.
Namun, kunjungan kedua saat lomba 2012 lalu menjadikan perjalanan di 2009 tidak lagi heroik. Perjalanan dari Bekol ke Talpat yang dulu saya tempuh dengan berjalan kaki terbantu oleh tunggangan truk yang disediakan panitia. Tapi, yah, saya pun tidak berani membayangkan bila saya harus berjalan kaki lagi 7 jam. Hehehe…
Kacip 2012
Di kunjungan kedua saya ini, saya mendapati Kacip sedikit berbeda. Lebih kering. Aliran sungainya tidak sederas sebelumnya, hutannya pun terasa tidak begitu lembab. Faktor cuaca mungkin, saya tidak tahu.
Namun satu yang pasti, burung-burungnya masih setia memanjakan pengamat burung yang datang. Hanya dalam satu hari pengamatan, beberapa jenis baru yang dilihat oleh peserta menambah panjang daftar kekayaan burung Baluran. Kunjungan 60-an pengamat burung di lomba 2012 ini pun menambah informasi mengenai kehadiran beberapa jenis lain yang sebelumnya tidak tercatat ada di Kacip. Selengkapnya baca saja cerita dari si empunya Baluran mengenai temuan jenis-jenis baru dari Kacip yang disumbangkan para peserta di sini dan juga kunjungannya bersama Nurdin sang pemenang setelah lomba berakhir demi caladi tikotok di sini.
Kalau ada kesempatan kembali ke Taman Jurrasic yang satu itu, tentu saya tidak akan melewatkan. Saya masih penasaran, adakah anggrek di sana? Hehehe…
OOOOHHHHH mBaluran yg bikin mbilur ati yg gkbisa ikutan kesanaaaa :((
By: imexplorefatimah on Juli 29, 2012
at 5:49 pm
Jangan sedih gitu, Mey…. Hehehe
By: peburungamatir on Juli 29, 2012
at 5:58 pm
hmmm, rugi kemarin nggak naek ke Kacip.
tapi nggak apa-apa, meninting besar, cekakak jawa, munguk (idola baru) dan beberapa burung yg tak pernah saya lihat bisa saya pelototi bahkan masuk dalam frame. mendatangi Bajulmati sungguh penuh sensasi.
udah kesana nggak mas?? :p
taun depan bakalan ikut ke kacip saya mas… insyaalloh..
mb Imey, nangis lagi ya….?
cup..cup..cup… :p
By: Ale on Juli 29, 2012
at 8:37 pm
Ke Bajulmati belum pernah sih… Tapi aku pilih Kacip aja lah :p
By: peburungamatir on Juli 30, 2012
at 8:08 pm
Kacip Kacip…. taun depan deh saya kesana.:)
*ganti K dengan N…:))
By: Ale on Agustus 2, 2012
at 5:18 am
hahaha…
By: peburungamatir on Agustus 2, 2012
at 10:12 pm
wah, keduluan aku… 😛
By: okadwip on Juli 30, 2012
at 10:37 am
Nggak lah Ka… Lu kan nggak punya blog? hehehe
By: peburungamatir on Juli 30, 2012
at 8:10 pm
hahahaaa…syem..
By: okadwip on Juli 31, 2012
at 9:48 am
Hahahaha… 🙂
By: peburungamatir on Juli 31, 2012
at 8:12 pm
mrono ah….
By: azaabdullah on Juli 31, 2012
at 8:44 am
Gek ndang!
By: peburungamatir on Juli 31, 2012
at 8:12 pm