Oleh: peburungamatir | Oktober 13, 2011

Di balik paper: elang tikus vs alapalap kawah


Dalam dunia burung, perilaku agresif (baca: penyerangan) dari satu jenis terhadap jenis lain sudah sangat sering tercatat. Apalagi bila burung itu dari kelompok raptor. Lalu, apa yang “menarik” dari peristiwa sepasang elang tikus menyerang alapalap kawah sebagaimana yang teramati dan menjadi tulisan saya bersama Jarot ini?

Kata “menarik” memang harus saya beri tanda kutip. Saat saya dan Jarot bersama 10 pengamat melihat peristiwa yang berlangsung di hari pertama kami tiba di Muara Gembong dalam rangka ekspedisi mencari Trlek Jawa itu, kami begitu takjub. Jelas itu peristiwa menarik yang tidak setiap hari bisa kami lihat. Tapi, menarik bagi kami belum tentu menarik bagi editor.

Padahal, saat menyusun tulisan, kami mencoba mencari referensi tentang perilaku agresif elang tikus, namun yang kami temukan hanya satu paper mengenai perilaku grappling atau talon locking yang terjadi antarindividu elang tikus. Tidak kami temukan yang terjadi antara elang tikus dengan jenis raptor lainnya. Aha! Tambah menarik, kan?

Namun, setelah proses penulisan selesai dan draf sudah terkirim ke BirdingASIA, kami mendapat jawaban kalau catatan itu bisa dimuat, tetapi dalam rubrik Letters to Editors (semacam Surat Pembaca). Artinya, editor menganggap catatan tersebut kurang menarik. Kalaupun menarik, itu masih jauh di bawah tulisan-tulisan lain yang masuk.

Editor bilang, “Para editor udah mengevaluasi tulisanlu dan kayaknya paling pas dimuatnya dalam Letters to Editors deh.”

Saya sih kemudian berpikiran nothing to lose saja. Karena bagi saya, tugas penulis selesai setelah tulisan itu diterbitkan. Yang terpenting tugas kepenulisan selesai dan kami paripurna. Perkara “hanya” bisa masuk di kolom Surat Pembaca, itu urusan editor, bukan penulis.

Jadi, saya pun menjawab, “Matur nuwun sampun ditampi, Pak. Kulo seneng lan mboten ana masalah nek niku mlebete teng Letters to Editors.”

Editor juga mengomentari soal bahasa yang digunakan. Ada beberapa kata yang tidak tepat, misalnya tendons yang seharusnya talons. Saya sih pede saja karena editor pasti maklum kalau bahasa ibu saya bukan bahasa Inggris. Salah sedikit ya nggak papa. Hehe… Dan karena masuk dalam Surat Pembaca, editor mem-vermak habis tulisan. Gayanya jadi seperti berkirim surat ke pacar. Makanya, tulisan tersebut kemudian diawali dengan Dear editors.

Rekam kejadian

Observasi: 8 April 2010

Penulisan: Mei-November 2010 (6 bulan)

Pengiriman artikel: 14 November 2010

Pemuatan: Juni 2011 (7 bulan setelah pengiriman)

Sitasi

Taufiqurrahman, I. & D. A. Sujatmiko. 2011. Aggressive nest defence by Black-winged Kites Elanus caeruleus in Muara Gembong Nature Reserve, West Java, Indonesia. BirdingASIA 15: 14.

Paper bisa diunduh di sini.


Tanggapan

  1. keren banget bisa dpt mereka pas display tallon

    • Iya, untung pas lihat itu kami sempat motret & enggak cuma bengong… Kalau tidak, paling cuma jadi memori di masing-masing yang lihat… 🙂

  2. salam buat sang penulis hebat !

    wawan:)

    • Weh, Mas Wa… Salam inspirasiku! 🙂

  3. mantap mam,.. aku wes moco sebelum linknya dikau Share,..selamat,..

  4. oooo iki tibake sing nggarai pesenanku gak mari2…
    bagus my dear…

    • Ora ah… Cen angel kok pesenan sg siji kuwi… Marai ngelu…


Tinggalkan komentar

Kategori